Galaksi
adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi
yang terdiri atas bintang
(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron
dan lubang hitam),
gas dan debu kosmik
medium antarbintang,
dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda dengan rasa ingin
tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati.
Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda
langit yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang
terbentuknya alam semesta.
Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat dari ketiadaan.
Dennis Sciama, yang selama
bertahun-tahun bersama Fred Hoyle mempertahankan teori steady-state, yang
berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang
telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama
menyatakan bahwa ia mempertahankan teori steady-state bukan karena ia
menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar.
Sciama selanjutnya mengatakan bahwa ketika bukti mulai bertambah, ia harus
mengakui bahwa permainan telah usai dan teori steady-state harus ditolak. Prof. George Abel dari universitas California juga menerima kemenangan akhir
Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam
semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui
bahwa ia tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang.
Dengan kemenangan Big Bang, mitos
'materi kekal' yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke
dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan
kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi 'ada' dengan ledakan
raksasa ini saat alam tersebut 'tidak ada'? Meminjam istilah Arthur Eddington,
pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang 'secara filosofis menjijikkan'
bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta. Filosof ateis terkenal
Antony Flew berkata tentang hal ini: "Sayangnya, pengakuan adalah baik
bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Ateis
Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab,
tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta
memiliki permulaan."
Asal Mula Teori Big Bang
Ledakan
Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa
Inggris: Big Bang)
merupakan sebuah peristiwa
yang menyebabkan pembentukan alam semesta
berdasarkan kajian kosmologi
mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori
Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan
ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat,
mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik
tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu,
yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang
tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat
yang didukung oleh metode
ilmiah beserta pengamatan.
Teori ini diajukan oleh George Gamow professor fisika
berkebangsaan Amerika bersamaan dengan mahasiswanya. Teori ini menyatakan bahwa
semua materi dialam semesta berawal dari suatu massa tunggal dengan kerapatan
yang sangat besar, menyerupai suatu atom raksasa. Dalam keadaan ini alam
semesta memiliki suhu dan energy yang sangat besar. Suatu ledakan maha dahsyat
(Dentuman besar atau Big Bang) menceraikan massa tunggal ini untuk membentuk
tahap awal alam semesta. Dua mahasiswa Gamow yakni Ralph Alpher dan Robert
Herman, pada tahun 1949 memperkirakan bahwa suhu rata-rata alam semesta
saat ini sebagai konsekuensi dari ledakan besar di masa lalu serta berkembangnya
alam semesta adalah kisaran 5 K (-268 C). CMB justru ditemukan secara tidak
sengaja oleh dua fisikawan instrument, Arno Penzias dan Robert Wilson pada
tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang sangat membingungkan mereka.
Teleskop radio yang mereka gunakan menangkap derau yang berasal jauh dari
angkasa luar, tetapi sinyal tersebut tidak bergantung pada waktu pengamatan.
Pengukuran yang mereka lakukan mengantarkan pada kesimpulan bahwa derau
tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 cm yang
merupakan fosil ledakan big bang.
Adapun secara ringkas nya, tahapan
terjadinya Dentuman Besar yakni:
1) Segera setelah terjadi dentuman
besar, alam semesta mengembang dengan cepat hingga kira-kira 2000 kali
matahari.
2) Sebelum berusia satu detik, semua
partikel hadir dalam keseimbangan. Satu detik setelah dentuman, alam semesta
membentuk partikel-partikel dasar, yaitu elektron, proton, neutron, dan
neutrino pada suhu 10 miliar kelvin.
3) Kira-kira 500 ribu tahun setelah
terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu
3000K. Partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam semesta.
4) Gas hidrogen dan helium membentuk
kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur. Dalam kelompok-kelompok tersebut
mulai terbentuk protogalaksi.
5) Antar satu dan dua miliar tahun
setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi-protogalaksi melahirkan
bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa merah dan supernova
yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
6) Satu di antara miliaran galaksi
ytang terbentuk adalah galaksi Bimasakti. Di dalam galaksi ini terdapat tata
surya kita, dengan matahri adalah bintang yang terdekat dengan bumi.
Penjelasan
Teori Big Bang Mengenai Alam Semesta
Abad
ke-19 merupakan abad yang menganut paham materialism. Mereka meyakini bahwa
alam ini tidak diciptakan dan akan terus ada selamanya. Hal ini dapat dipahami
dari goresan tinta George Plitzer dalam bukunya “Principes Fundamentaux de
Philosophies”. Ia menulilskan dengan jelas bahwa alam ini bukanlah bagian yang
diciptakan. Andaikata ia diciptakan, ia pasti sudah diciptakan oleh Tuhan
dengan seketika dari ketidakadaan.
Selain itu, ilmuwan Dennis Sciama,
yang selama bertahun-tahun bersama Fred Hoyle mempertahankan teori
steady-state, yang berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan
posisi akhir yang telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang
terungkap. Sciama menyatakan bahwa ia mempertahankan teori steady-state bukan
karena ia menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang
benar. Sciama selanjutnya mengatakan bahwa ketika bukti mulai bertambah, ia
harus mengakui bahwa permainan telah usai dan teori steady-state harus ditolak.
Prof. George Abel dari universitas California juga menerima kemenangan akhir
Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam
semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui
bahwa ia
tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big
Bang.
Dengan kemenangan Big Bang, mitos
'materi kekal' yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke
dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan
kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi 'ada' dengan
ledakan raksasa ini saat alam tersebut 'tidak ada' ? Meminjam istilah Arthur
Eddington, pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang 'secara filosofis
menjijikkan' bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta. Filosof
ateis terkenal Antony Flew berkata tentang hal ini: "Sayangnya, pengakuan
adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum
Ateis Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini.
Sebab, tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam
semesta memiliki permulaan."
Banyak ilmuwan yang tidak secara
buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang
Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang
telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya. Ahli
astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: "Jika permulaan waktu terjadi
bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang,
maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada
dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi
waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam
semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta."
Begitulah, materi dan waktu
diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini
adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi. Sebenarnya, Big Bang telah
menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan
Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat
terencana, sistematis dan teratur. Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik
yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap
penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan
energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai
galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun
terbentuk yang kemudian disebut 'hukum fisika', yang seragam di seluruh penjuru
alam semesta, dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big
Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu,
hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan
satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran
seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu
tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.
Namun, ledakan tidak mungkin
memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan yang diketahui cenderung berbahaya,
menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Jika kita diberitahu tentang
kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat
menyimpulkan bahwa ada campur tangan 'cerdas' di balik ledakan ini, dan segala
serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat
terkendali. Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah
bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: "Teori
Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi,
sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping,
sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan -
yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi."
Tidak ada keraguan, jika suatu
tatanan sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa
terdapat campur tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.
Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big
Bang ini adalah penciptaan 'alam semesta yang dapat dihuni'.
Persyaratan bagi pembentukan suatu
planet layak huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk
beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan. Setelah melakukan
perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor
fisika teori terkemuka, berkata bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang
sungguh tak terbayangkan. Davies berkata: "Perhitungan jeli menempatkan
kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam
semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih
lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi
alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, big bang bukanlah sekedar
ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat."
Fisikawan terkenal, Prof. Stephen
Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam
semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat
dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya
alam semesta, Hawking berkata: "Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu
detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus
ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai
ukurannya yang sekarang."
Paul Davies juga menjelaskan akibat
tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya
ini: "Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta
sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil
apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak
angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai
konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi
keberadaan desain alam semesta."
Berkenaan dengan kenyataan yang
sama ini, profesor astronomi Amerika, George Greenstein menulis dalam bukunya The
Symbiotic Universe: "Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada,
pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural pasti
terlibat”.
Singkatnya, saat meneliti sistem
mengagumkan di alam semesta, akan kita pahami bahwa keberadaan dan cara
kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat sensitif dan tatanan yang
terlalu kompleks untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan. Sebagaimana
dimaklumi, tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk
dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan besar. Pembentukan
tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah satu bukti nyata
adanya penciptaan supernatural.
Comments
Post a Comment